Design Loggo :D

Coment ki kodong.,,
Design sderhana yang butuh masukan :D


Salah satu samPle Logo untuk KKM

Salah satu samPle Logo untuk KKM

Logo untuk KKM yang terpiLih :)

SamPle Logo untu Seminar Ekonomi

Salah satu samPle Logo untukSNE

Salah satu samPle Logo untukSNE

Salah satu samPle Logo untukSNE


Salah satu samPle Logo untukKKM

Design baju ala nak KENDARI :)

Design modeL baju ala nak KENDARI :)


Design modeL baju ala nak KENDARI :)

Design modeL baju ala nak KENDARI :)


Design modeL baju ala nak KENDARI :)

Design modeL baju ala nak KENDARI :)

Design modeL baju ala nak KENDARI :)

Design modeL baju ala nak KENDARI :)

Design Komunikasi Visual

ni ada FamPlet.,,, cover buku juga *dsb.,,

coba-coba jhe :D
comentnya ya ^_^

Spanduk untuk Asrama

 FamPLet Training

 FamPlet di BuLan Ramadhan

Spanduk kegiatand di Buland ramadhan

 SpanduK Kgiatand Ulul Albaab

Famplet di Teknik

 Kegiatand di bulan ramadhan

Bazard na Arsitek 010

Cover buku tugasku


 Cover tugasnya tmanku, dapat ki nilai lebih dari sy, edd.. (tidak dibuatkn lg hahahaaa... :D )

Wallpaper ex_LaptoP ku

My Sertificate Design

My Design . . .

Baru belajar jhe kodong Photoshop CS4 + Software pendukung

 Sertifikat kegiatan dibulan puasa 2011

Sertifikat untuk Perikanan, UnhaLu

Orderand dari Bimbingan Belajar Handayani, Kendari Sultra

 Sertifikat untuk F.MIPA, UnhaLu

Sertifikat untuk F.MIPA, UnhaLu


Orderand dari Bimbingan Belajar Handayani, Kendari Sultra


Arsitektur Nusantara

Arsitektur Nusantara
Agar tidak membingungkan, sebutan arsitektur Nusantara disejajarkan tidak hanya dengan arsitektur tradisional saja, juga dengan sebutan arsitektur lokal, regional, dan vernacular. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur tradisional yang merupakan warisan para leluhur dan tersebar dari Sabang hingga Meraoke.
Eksistensinya di beberapa wilayah telah menghilang dimakan waktu, mahal, rumit, dan juga akibat perubahan sikap manusia. Karya-karya yang masih dapat disaksikan adalah bangunan yang menggunakan bahan batu atau bata yang umumnya dipersembahkan bagi bangunan ibadah (suci) seperti candi, pura, dan masjid. Bangunan lainnya yang masih dapat ditelusuri adalah yang diwujudkan melalui campuran bahan bangunan batu atau bata dan kayu, yang dapat dilihat pada bangunan raja-raja masa lalu seperti keraton Solo, Yogya, Medan, Sumbawa, dan Bali.
Sedangkan bangunan yang paling sedikit dapat dijumpai kembali adalah bangunan yang dibangun dari bahan kayu yang umumnya dipergunakan untuk rumah. Sedikitnya arsitektur rumah kayu bukan karena bencana alam, namun lebih disebabkan oleh ketahanan dari bahan kayu tersebut terhadap alam seperti iklim, rayap, dll. Bahkan di Bali, sengaja atau tidak, secara sistematis dan terstruktur akibat pergantian varietas padi berakibat pada hilangnya bangunan lumbung yang sangat unik dan indah.
Mencermati arsitektur Nusantara yang kaya akan ragam hias, bentuk, bahan, struktur dan konstruksi, ada satu sikap pandang bahwa spiritnya sama yaitu keselamatan bagi penghuninya. Keselamatan dimaksud jelas adalah rohani dan jasmani penghuninya yang ditampilkan sebagai ciri arsitektur Nusantara yaitu
(1) memiliki tritisan yang lebar,
(2) terbangun sebagian besar dari kayu,
(3) memiliki kolong atau panggung,
(4) hubungan atau sambungan dengan ikatan tali, pasak, dan paku kayu/bambu,
(5) menggunakan sendi atau umpak, dan
(6) mudah dibongkar dan dipasang kembali.
Dengan enam ciri tersebut, dari waktu ke waktu dengan segala tantangannya, arsitektur Nusantara tidak goyah terhadap bencana maupun gangguan alam lainnya -- kelembaban, binatang buas, dll. Karena dibangun dari bahan kayu dan struktur konstruksinya tidak kaku, maka bila terjadi gempa, struktur bangunan akan bergoyang mengikuti arah gempa. Jika gempa bergerak ke arah vertikal pun, bangunan tidak akan roboh karena dudukan tiang dengan sendi (umpak) tidak mati. Dari struktur, ini dapat diistilahkan struktur dinamik.
Keunggulan lainnya jika diterjang banjir oleh hujan ataupun tsunami, ketinggian kolong akan menyelamatkan penghuninya. Bahkan jika air melewati tinggi panggung, sepertinya bangunan akan hanyut bagaikan perahu atau rakit. Artinya, arsitektur Nusantara adalah juga arsitektur perahu. Ketika banjir menerjang, setidaknya penghuni sempat berpikir dan menggapai kayu atau bambu untuk menyelamatkan dirinya. Seandainya bangunan roboh pun si penghuni tampaknya tidak akan cidera parah, karena berat badan bangunannya (kayu, bambu, rotan, daun nipah, dan lainnya) relatif lebih ringan dari tembok bata/batu/beton.
Sayang, tradisi turun temurun untuk arsitektur Nusantara hampir di sebagian besar wilayah Indonesia tidak lagi ditumbuhkembangkan. Jika toh dikembangkan, itu hanyalah sosok, citra, penandanya, bukan pada bahan dan struktur-konstruksi, ataupun fungsinya.

Ilmu Lingkungan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.           LATAR BELAKANG
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya. 
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun makalah yang mengambil tema “Pencemaran Lingkungan” agar kita dapat mengetahui darimana pencemaran lingkungan itu datang dan bagaimana cara penanggulangannya.

1.2.           RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1.2.1.     Apa Definisi dari Lingkungan?
1.2.2.     Jelaskan Pengertian dan Macam-macam Pencemaran Lingkungan?
1.2.3.     Apa penyebab terjadinya pencemaran lingkungan?
1.2.4.     Jelaskan Dampak pencemaran Lingkungan?
1.2.5.     Sebutkan cara penanganan Pencemaran Lingkungan?

1.3.           TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.3.1.     Untuk mengetahui Definisi dari Lingkungan?
1.3.2.     Mengetahui Pengertian dan Macam-macam Pencemaran Lingkungan?
1.3.3.     Mengetahui dan memahami penyebab terjadinya pencemaran lingkungan?
1.3.4.     Dapat menjelaskan Dampak pencemaran Lingkungan?
1.3.5.     Dapat menjelaskan cara penanganan Pencemaran Lingkungan?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.     DEFINISI LINGKUNGAN HIDUP
Sebelum kita membahas tentang pencemaran lingkungan, ada baiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari lingkungan itu sendiri. Dalam makalah ini akan disampaikan beberapa defisini tentang lingkungan.
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.
Secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara. Sedangkan menurut para ahli antara lain :
Munajat saputra : Semua benda dan kondisi yang terdapat di dalam ruang dimana manusia itu berada dan berpengaruh terhadap kelangsungan dan kesejahteraan manusia.
Otto Sumarwoto : Lingkungan adalah jumlah sebuah benda dan kondisi yang berada di dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi Kehidupan manusia.
Emil Salim : Segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruhnya yang terdapat di dalam ruang yang mempengaruhi segala yang berada di dalam ruang yang kita tempati.

2.2.     PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1.1.     Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
·   Pencemaran Air.
·   Pencemaran Udara.



Batu Bata


BAB I PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Sebagai tempat tinggal, rumah telah mengalami perkembangan yang signifikan sampai saat ini. Salah satu tren rumah yang sedang marak adalah Rumah Minimalis.
Rumah Minimalis adalah sebuah gaya arsitektur bangunan yang tengah menjadi tren di metropolitan. Karya arsitektur bangunan, termasuk rumah minimalis, merupakan pilihan-pilihan terhadap bentuk arsitektur sebagai akibat budaya.
MINIMALIS adalah pola berpikir, bekerja, dan suatu cara hidup. Sebuah cara pandang baru dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.
Rumah minimalis pun hadir dengan karakter lebih jelas (bentuk dan ruang geometris, sederhana), lebih baik (kokoh), dan lebih kuat dengan ruang- ruang yang kosong (sedikit ornamen dan perabotan). Prinsipnya semakin sederhana, maka kualitas desain, ruang yang ada, dan penyelesaian bidang struktur harus semakin lebih baik.
Namun perlu dicatat terlalu minimalis akan menjadi steril, tunggal rupa, dan cenderung membosankan. Untuk itu perlu dipahami bersama bagaimana pengembangan dasar rumah minimalis dalam konteks budaya masyarakat urban kita.
Bentuk rumah minimalis tidak selalu harus kotak sederhana, tetapi juga dapat berbentuk platonik geometri menjadi bagian dari lanskap yang “tiba-tiba” muncul ke atas.
Minimum is ultimate ornament. Minimum menjadi tujuan sekaligus ornamen itu sendiri yang sederhana dan murni (simple and pure). Garis-garis lurus, bidang-bidang datar yang mulus, terkadang kasar, dan pertemuan bidang yang serba siku tegak lurus. Blocking massa, material, pencahayaan, pengulangan, sirkulasi ringkas, optimalisasi multifungsi ruang dan berurut.

B.   IDENTIFIKASI

Pemakaian beragam bahan material seperti kayu, batu bata, batu kali, kaca, beton ekspos, atau baja juga dapat tampil murni. Ekspos dominasi bahan material tertentu akan menghasilkan efek yang berbeda-beda. Desain dan perhitungan struktur yang detail dapat menghemat pemakaian bahan material dengan hasil bangunan tetap optimal.
Penyelesaian mulai dari lantai, dinding, pintu, jendela, lubang angin, skylight, plafon, hingga atap, dengan kombinasi pemakaian bahan secara konsisten. Rangka (beton, baja), dinding (kaca, kayu, beton polos/ekspos, baja, batu kali, batu bata, hebel, batako), pintu dan jendela (kayu, metal), tangga (beton, baja, kayu, fiberglass), skylight (fiberglass), lantai (semen, teraso, keramik, marmer, parquet), plafon (tripleks, gipsum) atau tanpa plafon (beton ekspos, ekspos rangka atap baja, kayu) dan atap (genteng, sirap, baja).
Rumah minimalis menekankan bentuk desain yang lugas, polos, sederhana, tidak rumit, kompak, dan efisiensi ruang. Mahal murah suatu bangunan sangat ditentukan oleh pemakaian bahan material yang digunakan dari desain yang diusulkan.
Kesan minimalis juga tampil pada sikap arsitek, atas persetujuan klien sebagai calon penghuni rumah, untuk “sukarela” mereduksi berbagai kebutuhan yang tidak penting.
Rumah minimalis jelas akan terasa nyaman untuk ditinggali bagi masyarakat urban yang serba praktis, fungsional, ringan, hemat, dan efisien, karena minimalis adalah pengejawantahan gaya hidup mereka, sesuai dengan kebutuhan fungsi mereka.
Penataan cahaya lampu yang cermat dan berseni (lampu sorot, lampu tanam, lampu gantung, lampu taman) membuat rumah minimalis tampak lebih artistik di malam hari.
Rumah minimalis akan terus berkembang seiring dengan kreativitas arsitek, inovasi desain, dan ditunjang kecanggihan teknologi, membuat penampilan rumah minimalis akan selalu hadir dengan terobosan- terobosan baru yang segar, detail yang makin sempurna, dan harga yang semakin terjangkau.
Pada akhirnya nilai keindahan rumah minimalis tidak lagi mengandalkan ornamen dan obyek artifisial, tetapi lebih bermakna kepada sebuah kejujuran bentuk, fungsi, dan penjiwaan ruang yang diciptakan.


 

BAB II PEMBAHASAN
A.   BAHAN BAKU BATU BATA

Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah salah satu penyebab, batu bata mudah didapatkan. Adakalanya, kita melihat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan bahan baku tanah yang digunakan serta perbedaan teknik pembakaran yang diterapkan.

Jenis Batu Bata
Secara umum, ada 2 jenis batu bata, yaitu:
·       Batu bata konvensional
Batu bata ini dibuat dengan cara tradisional dan menggunakan alat-alat yang sederhana. Tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan, diberi sedikit air dan selanjutnya dicetak menjadi bentuk kotak-kotak. Cetakan batu bata biasanya terbuat dari kayu yang secara sederhana dibuat menjadi kotak.
Adonan yang telah dicetak, dikeluarkan dan dijemur di bawah matahari sampai kering. Batu bata yang sudah kering kemudian disusun menyerupai bangunan yang tinggi kemudian dibakar dalam jangka waktu yang cukup lama, kurang lebih selama 1 hari sampai batu terlihat hangus. Suhu api pada saat pembakaran dapat mencapai 1000 derajat Celcius. Dalam pembakaran batu bata biasa menggunakan rumput atau sekam yang akan membuat batu bata memilki lubang-lubang kecil menyerupai pori-pori.
Salah satu ciri dari batu bata konvensional adalah bentuk yang tidak selalu sama, tidak rapi dan bertekstur kasar. Ini dapat dipahami karena pembuatan batu bata konvensional menggunakan alat-alat yang sederhana dan lebih mengutamakan sumber daya manusia dalam pembuatannya.
·         Batu bata pres
Pembuatan batu-bata ini menggunakan bantuan mesin-mesin. Hasilnya adalah batu-bata yang memiliki tekstur halus, memiliki ukuran yang sama dan terlihat lebih rapi.


Memilih batu bata sebagai bahan pembuat tembok memang cukup beralasan. Hal ini dikarenakan batu bata memiliki keunggulan, di antaranya:
·       Murah
Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat dan persediaannya cukup banyak di negara kita. Ini menyebabkan harga batu bata cukup murah.
·       Mudah didapat
Selain karena bahan baku yang mudah didapat. Batu bata juga mudah dibuat, hanya membutuhkan alat-alat sederhana dan modal yang kecil sehingga banyak masyarakat yang dapat membuatnya. Persediaan batu bata menjadi mudah diperoleh.
·       Warna yang unik
Warna oranye yang menjadi cirri khas batu bata menjadi daya tarik sendiri. Pemilik rumah adakalanya sengaja tidak menutup batu bata dengan semen dan cat, sebaliknya batu bata dibiarkan terekspos sehingga memberikan kesan alami pada rumah.
·       Kuat
Batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab. Hal inilah yang diharapkan mampu diberikan tembok sebagai salah satu pelindung rumah.
·       Penolak panas yang baik
Karena sifatnya yang mampu menolak panas, batu bata sangat cocok untuk dijadikan tembok rumah. Batu bata mampu membuat di dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah cuaca panas.
Batu bata telah menjadi bagian dari sebagian besar rumah yang ada di Indonesia. Dengan berbagai keunggulannya, tidak heran jika batu bata yang berwarna unik ini masih bertahan untuk menjadi bagian dari rumah kita.

B.   DINDING BANGUNAN BATU BATA
Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan.Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan.
Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:

1. Bata cetak/bata kapur
adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.


2. Bata celcon atau hebel
terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran umumnya 10 cm x 19 cm x 59 cm.

3. Dinding Partisi
bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm.Selain mengunakan multiplek atau papan gypsum dinding partisi juga bisa dibuat dengan bahan yang terbuat dari kaca yang tenbalnya bisa disesuaikan.

4. Batako dan blok beton
adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir dengan perbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang.

5. Batu bata (bata merah)
pada umurnnya merupakan prisma tegak (balok) dengan penampang empat persegi panjang, ada juga batu yang berlubang-lubang, batu bata semacam ini kebanyakan digunakan untuk pasangan dinding peredam suara. Ukuran batu bata di berbagai tempat dan daerah tidak sama besarnya disebabkan oleh karena belum ada keseragaman ukuran dan teknik pengolahan.Ukuran batu bata umumnya berkisar 22 x 10,5 x 4,8 cm sampai 24x11,5 x 5,5 cm.



Dinding Batu Bata

          Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam system pemasangannya dalam konstruksi dinding.
          Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10. Batu merah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dasar :
1)   Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50 % sampai dengan 70%.
2)   Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas agar batu merah tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan cukup kasar. Sekam padi juga dicampur pada batu merah yang masih mentah. waktu pembakaran batu merah akan terbakar dan pada bekas sekam padi yang terbakar akan timbul pori-pori pada batu merah
3)   Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah,digunakan kotoran kerbau, kuda dan Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam campuran batu merah ialah membantu dalam proses pembakaran dengan memberikan panasnya yang lebih tinggi di dalam batu merah.
4)   Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang sudah dicampur dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian direndam dengan air ini beberapa waktu lamanya.
          Campuran itu direndam selama satu hari satu malam dengan kondisi yang sudah bersih dari batu-batu kerikil atau bahan lain yang dapat menjadikan kualitasnya jelek. Kemudian dicetak dengan menggunakan cetakan dari kayu, bisa juga digunakan cetakan dari baja. Untuk mempermudah lepasnya batu merah yang dicetak, maka bingkai cetakan dibuat lebih besar sedikit ke bawah dan dibasahi dengan air.
          Batu merah yang belum dibakar juga disebut batu hijau. Sesudah keras bata dapat dibalik pada sisi yang lain. Lalu ditumpuk datam susunan setinggi 10 atau 15 batu. Susunan ini terlindung dari sinar matahari dan hujan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama 2 hari s/d 7 hari.
          Pembakaran batu hijau ini dilakukan setelah batu itu kering dan disusun sedemikian rupa, sehingga berupa suatu gunungan dengan diberi celah-celah lobang untuk memasukkan bahan bakar.
          Hasil batu merah yang baik bakarannya, tergantung dari banyaknya batu merah yang dibakar. Kalau yang dibakar sedikit saja, persentase hasil pembakaran lebih banyak. Pada umumnya kerusakan. batu merah dalam proses pembakaran sekitar 20% sampai 30%. Bahan bakarnya menggunakan kayu atau sekam padi. Setelah selesai proses pembuatan, batu merah selalu harus disimpan dalam keadaan cukup kering. Bila tidak ada gudang, maka dilindungi dengan plastik terhadap air hujan.


                   

Ciri-ciri batu merah yang baik ialah :
1.   Permukaannya kasar
2.   Warnanya merah seragam (merata)
3.   Jika dipukul Bunyinya nyaring
4.   Tidak mudah hancur atau patah.
Ukuran-ukuran batu merah bermacam macam tergantung kegunaan dan pesanan, namun umumnya di Indonesia ukuran standar seperti berikut :
1.   panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau
2.   panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm
Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah: untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah: untuk panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm.
Batu merah dapat dibagi atas tiga tingkat seperti berikut:
1.   Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2 dengan ukuran yang sama tanpa penyimpangan.
2.    Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 10%.
3.   Batu merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara60 kg/cm2 dan 80 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 20%.